THE BROKEN PROMISE

23.22



Rasanya aku tak bisa bangkit pagi ini , tapi aku berusaha . aku terus berusaha hari ini . tidak seperti kemarin rasanya aku sudah tidak kuat lagi . mama mencoba merangkul ku agar aku bisa bangkit dan berdiri . dengan tangan lembutnya yang selalu ku rindu belaian nya . ia mau dan seringkali menghapus air mataku ataupun mengusap kepala ku . juga mencium keningku . selalu ia meraih tanganku . mungkin beliau mendengar hati ku kalau aku memang membutuhkan kasih sayang nya . ia sanggup menggenggam tangan ku yang lemah walaupun itu lama . dan kurasa itu adalah hal sangat ku inginkan dalam hidup ku dibandingkan jika aku menggenggam seribu butir mutiara .

Pagi itu pukul 06.00 aku sudah harus berseragam sekolah . aku sengaja menyembunyikan rasa sakit . seperti sesak di dada . biar Mama tidak merasa cemas dan begitu juga dengan Ayah ku . melihat air matanya jatuh justru membuat ku merasa bersalah . kadang aku tahu persis ia selalu bersembunyi dibalik wajah nya . tetap menahan air mata nya walaupun ia nyaris meneteskan nya dihadapan ku  . ia hadir seperti orang bodoh yang menahan air mata dan membuktikan ketegaran nya dengan senyuman .

Kalau sudah bersama teman – teman dan sahabat ku . mereka terlihat sehat , kuat dan ceria di mataku . dan sangat jauh berbeda dengan ku . sudah 7 tahun aku mengidap AIDS dari saluran infus yang mengalir di darah ku sejak kecelakaan menimpaku . mimpi buruk ku yang menjadi kenyataan itu sudah pudar dari pandanganku . aku tak tahu kapan kematian menjemputku . karena kurasa hidupku sudah tidak lama lagi . dan semua yang terlanjur menimpaku kujalani senormal – normal nya . aku tak pernah membeberkan tentang penyakit ku kepada mereka , kecuali Ayah dan Ibuku

“ tuh Karen udah datang ” ujar sahabatku  Nayla sambil duduk bersama teman lain nya didepan kelas kami . Nayla menyapaku dari jauh . aku senang sahabatku menyapa dengan hangat . hari itu aku jadi seperti manusia asing disekolah ini . sedikit demi sedikit dan pelan nya aku melihat perubahan yang terjadi disekolah ku dan memang itu karena aku baru saja memasuki hari yang ke sepuluh setelah lima bulan aku duduk di kelas dua SMA . kalau bertemu wali kelas ku Bu Lidya . aku jadi malu . dan beliau pula  satu – satu nya guru yang mengetahui benar siapa diriku sebenar nya . aku justru merasa tidak enak jika ia menginzinkan ku pulang lebih dari awalnya . beliau juga mencemaskan keadaanku . takut jika sesuatu terjadi pada ku .

Aku melempar ransel ku sampai ia mendarat tepat di atas meja belajar dan terdengar pukulan yang keras dari meja tadi . aku sudah tidak sabar dan buru – buru  mencoba mendekati mereka . aku langusng mendapati ruang yang kosong tepat disamping Tiara dan Priska . kami pun bercanda ria dan berbincang bersama. perbincangan itu dibuka oleh Priska . “ kemarin kok nggak sekolah , sakit lagi ya ? ” katanya . aku mengangguk pelan dan sama sekali tak memandang wajahnya  . tanpa sadar mata ku terus memandang  kesibukan gadis disana  yang sedang berusaha mematikan lawan nya dalam permainan bola voli . tiba – tiba aku terbangun dari pikiran ku . sudah kubilang aku tak boleh diam hari ini . aku tak boleh terus menggeluti soal penyakit ku . aku hanya sedikit bingung saja . sampai kapan kah aku harus menyimpan kebohongan ku ? “ aku punya sedikit masalah dengan Ibu ku ” tambahku . lagi – lagi aku berbohong . padahal aku tak berniat jahat seperti ini . sampai – sampai kubilang bahwa terjadi perselisihan antara aku dan Ibuku . aku tak bisa membayangkan hal itu . padahal  aku bersama Ibu dan Ayah ku justru baik – baik saja . dalam hati aku sungguh menyesali perkataan ku tadi .

Saat jam pertama dimulai . aku  sudah merasakan sedikit kesakitan di dada . sesak , itu yang kurasa . aku mencoba tuk kuat dan mengalihkan pikiran . mungkin saja sebentar  lagi sakit itu akan hilang dengan sendirinya . kegiatan belajar kami memang sudah dimulai . dengan bimbingan mata pelajaran Bahasa Indonesia , Bu Indar . beliau terus membimbing kami selama dua jam penuh . Tiara di sebelahku sudah daritadi mengamati ku dengan heran . dia terus menanyakan kesehatan ku . aku hanya terus berkata “ aku baik – baik  saja Tiara ” . aku memang Gadis yang bahagia . sudah sepantas nya aku bersyukur . karena ketiga sahabat ku ini hadir didunia dengan ceria . bahkan Ibuku dan Ayahku . sudah lama aku menyayangi mereka . walaupun mereka pernah mengecewakan ku . aku seperti orang idiot yang tak tahu apa – apa kalau saja mereka menyakitiku hingga melebihi sakitnya penyakit ku . aku hanya menerima mereka apa adanya . aku selalu membawa  kertas ungkapan ku kemana pun itu , kuberi nama kertas itu “ Janji ”

“ kepedulian , kasih sayang dan cinta . terima kasih untuk memperdulikan ku , menyayangiku dan mencintaiku sobat .  salah satu hal yang ku takutkan adalah kehilangan mu . tetap memegang tanganku , jangan kau lepas . jika aku hilang kau hanya perlu menolongku . aku janji aku pasti hadir ”

Dua jam sudah berlalu . dari jauh nampak langkah Bu Nani semakin dipercepat . sambil membawa sebuah alat musik Gitar dan Biola. hari itu beliau bakal mengajak kami memainkan kedua alat itu dan bernyanyi bersama . aku belum bisa lega saat ini . rasa sakit ku justru bertambah. Aku jadi malas mengikuti perintah Bu Nani . sudah saatnya aku harus izin yang ke - 26 kali nya .
“ waduh , gawat nih . PR Matematika kita belum selesai ” teriak Nayla sambil mengabarkan berita yang di anggap nya pusing . semua teman sekelasku kontan menyingkirkan catatan Seni  . catatan PR Matematika yang setebal 50 halaman justru menghiasi meja mereka  . aku kasihan melihat Bu Nani seperti dilempar mereka kedalam tong sampah . mereka semua menyambar dan menyalin jawaban yang mungkin terdapat ribuan angka disana . aku jadi pusing . bahkan aku juga tidak pernah mengetahui kabar baru tentang pekerjaan rumah .
Aku sudah memikirkannya seratus kali bahkan seribu kali . sudah ku bereskan dengan rapi meja ku . aku harus pulang sekarang . sekujur tubuhku terasa dingin . dan kugantungkan ransel di bahu kananku .  

“ aku harus pulang , dadaku sesak  ” kataku .  aku sudah tidak sabar lagi menginjak rumah ku dan semua yang akan terjadi nantinya .

“ emang kamu udah selesai ? ” tanya Tiara . aku jadi kesal . kesakitan ku lebih bertambah aku sudah tidak kuat lagi .

“ aku sudah tidak tahan Tiara . . ” suaraku jadi lirih .

“ ya kamu buat dulu , baru kamu bisa pulang . kamu tahu sendiri kan Bu Kartini tuh gimana ? ” jelasnya . dadaku sesak dan sekarang hatiku lebih sesak . aku jadi emosi dengan tanggapan Tiara . aku tak suka sikap nya kali ini . aku bersabar . aku duduk sejenak . mencoba merubah pikiran ku tapi tak bisa . kenapa sih harus Bu Kartini ? ada apa dengan dia ? dalam hati aku malah menyalahkan Bu Kartini dan teman – teman ku . mereka seperti orang penting yang semakin sibuk . ku coba mendekati Priska “ antarin aku yuk ” kataku sambil meraih tangan nya . Priska tak menanggapi permintaanku . ia berulang kali menggerakkan kedua matanya mengamati jawaban dan menyalin di catatan nya . giliran Nayla ku coba meminta kesediaannya  . dia malah mengabaikan dan mengganggap ku pengganggu . kenapa semuanya jadi seperti ini . semoga  ini mimpi busuk dan akan berlalu begitu saja . berulang kali ku coba membuka mata dan semuanya nyata ! aku sangat kecewa dengan sikap mereka . mereka semua mementingkan pekerjaan itu dibandingkan keadaan ku saat ini . kali ini aku baru merasakan sakit hati . aku merasakan emosi yang sebenarnya dan mencoba mengelus dada , walaupun air mata ku sempat jatuh berkali – kali dan kuhapus dengan sapu tangan  . biarlah aku bisa berjalan sendiri . sudah tidak tahan lagi semuanya sakit . mungkin aku harus mati saat ini .

Ku coba mempercepat langkahku . kedua kakiku terasa berat . aku sudah pasrah mungkin saja aku harus jatuh sekarang . tiba – tiba tubuhku sudah tidak berdaya . kedua kakiku sudah tidak berfungsi lagi . dadaku sangat sesak  hanya sedikit udara yang ku hirup . dan semuanya terlihat gelap sangat hitam . aku tak bisa melihat apa – apa .   

Ku pikir aku sudah mati . syukurlah aku bisa berbaring di ruangan yang sesak penuh dengan alat medis yang tak ku kenal . sudah ku sangka aku berada di Rumah Sakit . mungkin saat ini aku mengenakan baju pasien yang sebelum nya aku tidak menyukainya . bibirku terasa berat . aku sadar didalam mimpiku . aku tak tahu setelah ini aku akan pergi atau tidak .entah itu kemana . aku hanya bisa merasakan air mataku jatuh kena di pipiku . aku merasakan kelembutan tangan Ibuku dan suara tangis nya terasa menusuk . aku masih bisa mengingat dan merasakan kekecewaan yang dibuat ketiga sahabat ku . aku tidak kecewa kepada mereka . aku hanya menyesal , sebaiknya aku tidak harus membuat kertas janjiku itu .seharusnya aku menghapus nya dan menggantinya hanya dengan dua kata “ Terima Kasih ” saja yang harus nya ku ungkap kan . aku jadi rindu dengan kalian sobatku . terdengar suara Ayah sedang panik memanggil Dokter . semua nya jadi sibuk . mungkin saat nya aku harus pergi . aku sudah terlalu kuat untuk tegar dan melewati semuanya dengan sakit yang luar biasa . aku juga sudah menulis surat untuk mereka bertiga . tentang ungkapan terakhirku  . tiba – tiba suara dentuman kaki yang berlari kencang datang menghampiriku . itu mereka sahabat ku . Nayla menggenggam erat tangan ku , kudengar ia berkata dengan penyesalan “ ini aku Nayla , Ren . maafkan aku , sekarang aku ada disampingmu , aku mau menolongmu supaya kamu hadir kembali ! ” ia berkata persis seperti Janji Karen .

aku seolah – olah berbisik dan mencium kening Ibuku . dan menghapus air matanya untuk ke terakhir kali , begitu juga Ayahku , kucoba beri ketenangan . untuk sahabatku pula , aku sudah memeluk kalian sejak dalam mimpiku . aku sudah tidak berdaya lagi . pikiran dan hatiku terasa sudah lenyap  . Ayah , Ibu dan sahabatku semuanya jadi hilang dari mimpiku . pandangan ku tiba – tiba lebih gelap dari malam .

 “ seharusnya aku yang meminta maaf karena telah mengganggu pekerjaan mu , sobat . maafkan aku tidak memberitahukan kalian sebelumnya , karena aku takut kalian bakal menjauhiku karena penyakit ku . ngomong – ngomong gimana dengan Bu Kartini monster itu ? pasti kalian gak jadi berdiri lama di atas kursi kan ? hehehe .  maaf  ya , karena aku telah hilang dari kalian , tapi sebenarnya aku tidak hilang dari hati kalian ”

Ketiga sahabat Karen terbebani dengan penyesalan mereka , tangis mereka tambah meledak saat Karen menanyakan tentang  si monster Bu Kartini . dan yang lebih menyesal lagi adalah mereka bertiga tidak bisa menjawab pertanyaan tadi secara langsung .

1 comments

  1. open juga yah .heheh http://onadyandreams.tumblr.com/post/14159186348/the-broken-promise

    TERIMA KASIHHH SUDAH MENYUKAI KARYA SAYA :D

    BalasHapus