Dania And Love Advice

03.09


    [ 19 October 2012 ]  i'm glad i met you , i hope you know that ! -Dania-
                

                Saat orang – orang berkata bahwa cinta itu sangat indah aku juga juga serupa dengan mereka , bahwa cinta itu juga sangatlah indah . tapi hanya saja aku tak pernah merasakannya . setiap wanita dan laki – laki memang akan bersatu nanti aku percaya itu . dalam keseharian ku , aku cukup berbeda dengan teman wanita sebayaku lainnya . sering kali terlihat bahagia jika mereka kudapati berjalan saling berpegang tangan . kurasa itu adalah cinta . dengan siapa saja kau boleh mengatakannya . ya 1 hal yang aku tahu dari kesederhanaan cinta adalah pengorbanan . kurasa pula pengorbanan yang siapa saja melakukannya adalah hal luar biasa yang ku ketahui . aku sendiri tak pernah tahu untuk siapa dan apa yang harus aku lakukan jika aku bertemu dengan pasangan ku meskipun aku tidak terlalu berharap untuk bertemu sekarang . karena aku cukup berbeda . sekali lagi cukup berbeda .

                Dulu aku berfikir aku takkan pernah berhasil membuat hati sang Pria luluh untukku . aku bahkan tak tahu sama sekali . aku tahu setelah Emma menceritakan semuanya dengan serius dan berharap aku akan membalasnya dengan hal yang sama . ia sepertinya memaksa hatiku untuk berbicara tentang Cinta.

“ aku memang menyukai hal Cinta , tetapi tidak dengan cara seperti ini Emma ” kataku . aku memalingkan wajah dan menatap dalam – dalam Bintang yang paling terang dan menunggu mereka jatuh serta penasaran bagaimana orang - orang di sekitar ku akan membingkai ‘Wish’ .

“ kamu harus mendengarnya Dania , kau tahu sudah lama ia menyukaimu ,  ketika kau lewat didepan rumah nya , ia sering melihatmu diam – diam ” kata Emma . ia menarik kencang wajahku dan mengalihkan pandangan ku dari langit tadi . aku tahu Emma sangat peduli dengannya . mungkin ia sedih melihat Olland terus menerus mengagumi ku tanpa pernah aku menghentikannya hingga aku jadi dengannya . Olland satu tahun lebih muda dari ku kata Emma . ia menyukaiku waktu aku menjadi pemukim baru di Boverd Hill , Kota New South Wales Australia . Emma bilang sudah lama ia menyukaiku dan Olland hanya menceritakan semuanya pada Emma , bukan aku . sudah sebaiknya aku tak perlu tahu langsung darinya . kau tahu , aku agak malu jika bersenda gurau bahkan bercerita dengan Pria . dan jika saja Emma terlahir untuk menjadi seorang Pria mungkin aku tak pernah mengenalnya dan pindah dari Apartemen itu . tujuan dari semuanya adalah kedatangan ku untuk mencari dan berteman dengan siapa saja . aku baru memiliki seorang Emma yang pertama menemuiku sebulan yang lalu saat aku turun dari Bus sambil membawa koper dan beberapa buku yang kusimpan dalam tas mungil yang tergantung dipergelangan tangan kiri ku . aku tidak  begitu ingat wajah Olland . kadang wajahnya tersamar di benakku bahkan hampir tidak kukenali lagi meskipun sekali aku pernah bertemu dengannya saat aku hendak membeli sebungkus permen Alcooclate di Market Voghoryl  yang ada diseberang jalan menuju Stasiun P . Porsta Smanta . hanya sepintas memandang wajahnya karena aku malu dan cepat membalikkan wajahku dari pandangan nya . aku begitu ingat cerita isi hati nya saat melihatnya .


☂ ☂ ☂
            Seruan paksa yang sering keluar dari bibir Emma tak pernah hilang dan terus mengiang di telinga ku . aku tidak merasakan apa – apa tentang Cinta walaupun Emma bercerita hingga ludahnya habis juga aku tidak akan bisa membentuk kata ‘ I Love You Too ’di hatiku . tidak untuk rasa , ingatanku pula sama sekali tidak menyimpan Olland dan dalam benakku juga tidak menunjukkan sosok istimewa Olland . aku tenang dan bersikap biasa saja menghadapinya meski seluruh hari – hari baru ku di Apartemen Scorl Lawry terus diwarnai dengan seruan Emma tentang Olland . jika hal ini dialami oleh Emma mungkin ia sudah menerima Olland dari dulu . Emma tidak begitu jahat untuk semua Pria meski Emma juga sering memuji kebaikan ku tapi kurasa Emma jauh lebih baik untuk Pria lain kagumi termasuk Olland .

“ apakah kau sudah memikirkannya Dania ? ” tanya Emma dan aku sudah bosan dengan pertanyaannya . aku menggeleng pelan sambil kuperbaiki Headphone ku yang kusut bersama talinya .
" apakah kau tidak takut jika dia sudah punya kekasih lain? ” kurasa ia masih memaksaku . berusaha mengingatkan ku sebelum semuanya terlambat tapi aku abaikan itu karena aku masih bosan .

“ aku menghargai perasaannya , tapi aku susah untuk jatuh Cinta , Dear ” ujarku hendak memasang headphone yang sudah kuperbaiki tadi ke telinga kiriku , yang satu kubiarkan terbuka .

“ aku mau kau bertemu dengannya sekali , setelah itu kau akan tahu ” desak Emma . ia membawa bibirnya dekat di telinga ku . Emma benar – benar peduli padaku dan Olland .
“ aku mau melakukannya tapi kau sudah tahu kan ? ” ujar ku . kuharap Emma mengerti sikapku bahwa aku juga tak pandai berbicara di depan Pria lain bahkan berkencan .
“ aku tahu itu , kau harus mencoba nya sekarang , aku yakin itu obat nya ” saran Emma justru membuat ku makin bosan . sebenarnya aku bangga menemuinya sebagai sahabatku tapi aku semakin bosan jika Emma tidak mengerti dengan ku saat ini hanya karena masalah perasaan Olland saja .
“ aku akan berusaha ” kataku berbohong . aku tahu aku berbohong karena hatiku tidak sejujur perkataan ku tadi .
“ ok . kapan kau akan menemui Olland ? ” ia melepas Headphone ku dengan kencang . Emma butuh keseriusan ku .
“ nanti . . ” aku berkata . setelah itu aku sudah tak mendengar pertanyaannya lagi tapi Emma bisa saja bertanya padaku sepanjang hari dan kapan saja . aku menenangkan diriku sejenak . aku tak memilih untuk memutuskan kapan selanjutnya aku berkencan dengan Olland karena aku sedang ingin menikmati rangkaian musik favoritku .

☂ ☂ ☂
                Keributan seisi kelas membuat imajinasi ku berantakan dan terpecah menjadi puing – puing gelap dan tidak lagi bermain dengan lincah di otak ku . aku kehilangan bentuk dan warna yang akan ku tuangkan ke dalam kertas putih yang masih kosong . aku mengisi jam itu agar berguna karena 1 jam 20 menit yang lalu Mr Dorbag belum menampakkan wujud nya di depan White Board yang selalu menjadi musuh pertamaku karena aku bosan dengan hal – hal baru yang di ajarkannya . hal lain yang bisa kulakukan adalah mencoba menghibur diri dengan lantunan lagu dari Rilley ‘New Heart’ kesukaanku . sudah 28 kali lagu itu tercatat ‘Most Played’ di ponselku . ku nikmati lagu itu dengan mata terpejam . saat lagu memasuki bait ke Sembilan / I Need Your Love in My Life . .  / adalah kata yang paling aku sukai . kurasa semua orang memang membutuhkan itu . siapapun di dunia dan termasuk dia yang misterius bagiku Olland . tentu saja dia . saat ruang masih penuh dengan kekacauan hanya aku seorang yang duduk tenang sambil menikmati lirik lagu yang mungkin bisa menghadirkan Cinta dan selanjutnya aku berani menemui Olland .

                Hal yang lega bagiku adalah aku tidak dalam sekolah yang sama dengan Olland . aku duduk di kelas II G ‘ Mirca Laura High School’ sedangkan Olland cukup jauh dari sekolah kami ‘ Alrezt Baw High School’ . saat aku mengikat umur 15 tahun masih sulit untukku merasakan Cinta . aku berbeda sekali lagi aku berbeda dari Carloy yang pernah menikmati kecupan Harry . setahuku Harry adalah Playboy dan cukup dikenal hidung belang di kelas ku dan itu tidak masalah untuk Carloy bahkan aku merasa jijik dengannya . dan aku tahu mereka lebih cepat dewasa dari ku . dan hal lainnya yang membuat kenikmatanku terguncang adalah sebuah pesan singkat menabrak lamunanku  . sebuah  pesan dari Olland .

Halo Dania . Apa yang kau lakukan sekarang ?
by : Olland

sudah pasti Emma yang memberikan nomor ponsel ku pada Olland . aku tidak marah pada sapaan nya . aku marah karena pesan nya membuat lagu Riley terhenti . aku membaca nya sekali , setelah itu aku segera membalasnya karena kudengar bisikan Emma di telinga ku .

Sebenarnya aku belajar sekarang , tapi aku sedang menikmati lagu Riley

Itu kataku padanya . aku sudah mendengar lagu Riley berjuta – juta kali namun rasa itu belum muncul . sekarang , yang terus menggema di perutku bukan lapar melainkan suara Emma yang menggerogoti perut ku dan berkata “ kapan kau bertemu dengannya ? ” aku ingat . aku pernah bertemu Olland sekali sewaktu acara ‘ Thanksgiving’ yang diadakan sekolah mereka . aku pernah sekali menginjakkan kakiku disana waktu itu . aku melihatnya di atas panggung dan Olland terus memandangiku . mereka mengajak Olland bernyanyi . aku belum mengerti kata – kata Cinta dan segalanya yang sudah dibahas Emma waktu itu . aku menikmati saja hari yang ramai itu . Olland terus memandangiku . kudengar dan aku tahu ia menyanyikan sebuah lagu cinta yang kurasa belum mampu kuresapi lirik nya .
/ I’m Falling in Love . . / I Wanna Fall with You Again . . / Like We did when We first met . . / I Wanna Fall with You Again . . / milik Band The Roosfolt . aku tahu suaranya lebih bagus dan Olland menyanyikannya cukup baik dengan versi nya sendiri . aku tidak tahu apakah lagu itu untukku atau bukan , tetapi setelah Emma membocorkan perasaan Olland padaku kurasa lagu itu memang untukku . tetapi aku tidak merasakan jarum – jarum cintanya menusukku .
             

☂ ☂ ☂
               3 hari ku lalui dan ku isi dengan hubungan pertemanan atau dalam langkah – langkah kecil Olland bisa menggapaiku . dan itu membuat Emma sangat senang setelah mengetahui bahwa aku sedang berhubungan dengan Olland melalui alat perangkat yang cukup membantu ku membatalkan pertemuan yang mungkin bisa direncanakan Emma dan Olland . Olland terus menanyakan keadaanku dan aku mencoba menjawab seadanya . aku ingin merasakan sekali saja seperti apa dirasakan Olland . aku penasaran bagaimana rasanya rasa itu hingga membuat Olland terus mengikuti ku dengan diam dan apa yang menyebabkan rasa itu hadir .
“ apa kau takut lagi jika setelah itu kau yang menaruh hati padanya ? ” Emma mencengkeram erat kedua bahuku . ia meyakinkan ku lagi di luar balkon apartemen kamar ku .
“ Emma , bisakah kau berhenti mengangguku dan Olland ? ” aku menarik kedua bahuku sehingga kedua tangannya jatuh disampingnya .
“ kenapa ? bukankah kau sedang menghubunginya sekarang ? ” ia menarik kembali bahuku dengan tangan kanannya .
“ Ya , tapi aku sedang mencari sesuatu baru tentang Cinta ! ” kataku . suaraku terdengar memuncak
“ kenapa kau tidak meminta bantuanku ? ”
“ aku ingin melakukannya sendiri ” kataku . aku menatap kedua mata Emma lama .
“ ok . aku ingin kau melakukannya , semoga berhasil ” Emma menarik tubuhku dan memelukku seperti pertama aku bertemu dengannya di Apartemen . aku tahu ia sangat sayang padaku . ia mencium pipiku . aku terdiam tapi aku bangga ia menyayangi dan peduli padaku seperti ini .


☂ ☂ ☂
                Aku melihat Olland lagi yang ketiga kalinya . ia muncul begitu saja didepan sekolahku . saat sepulang sekolah ia menungguku di gerbang sambil berdiri dengan sepatunya yang terus menendang  tanah itu berkali – kali . mungkin ia sedang bosan karena lama menunggu ku hingga aku muncul didepannya dan aku tidak tahu sebelumnya bahwa Olland akan menemuiku .
“ Halo Dania” sapa Olland . ia melambaikan tangan kanannya ke arahku . aku diam saja . aku membalasnya dengan senyuman tanpa mengangkat rendah tanganku untuk membalas lambaiannya . pertemuan singkat itu membuatku kaget . ia pergi begitu saja untuk melambaikan tangannya untukku . jantungku tidak beritme kencang . hanya tenang dan biasa – biasa saja . kudapati Olland menghilang dari pandangan ku  ia pergi dan hanya menyisakan ‘Halo’ saja padaku . aku tak mengerti maksudnya .

    
 ☂ ☂ ☂
            Malam itu aku berdiri di balkon hendak menghitung Bintang . aku masih penasaran dengan ‘Wish’ dan seperti yang mereka bilang akan membawa keingingan mereka terkabul . mungkin aku bisa meminta Bintang agar Olland bisa menjauh dariku atau sebaliknya aku harus mencintainya seperti seadanya . aku masih menikmati ribuan Bintang yang menyihirku malam ini . ditengah kedinginan itu aku sengaja melepas mantel tebal kesukaanku karena aku ingin mencari Cinta itu melalui angin dan salju – salju putih . aku harus mencarinya sendiri karena Emma juga tidak bisa membantuku karena aku menolaknya . aku harus melakukannya sendiri . ponsel dari arah kamar terdengar hingga diluar balkon karena aku sengaja membuka pintu itu lebar – lebar . kupikir Emma merindukanku tetapi yang merindukan ku malam ini adalah Olland . ia menghubungiku pertama kalinya . aku memberanikan diri menekan tombol hijau .
“ Selamat Malam Dania ” Olland menyambutku
“ Selamat Malam juga Olland ” aku membalas ucapannya meskipun aku masih agak malu bercerita dengannya .
“ hmm . apa yang sedang kau lakukan malam ini ? ” kata Olland . kupikir ia hanya menyapaku dengan satu kata saja sama seperti di sekolah sore tadi . aku mulai panik karena Olland belum memutuskan percakapan kami .
“ aku sedang melihat Bintang ” jawabku . aku pasrah dan terus mengikuti alur percakapan itu . membiarkan Olland bertanya padaku , setelahnya aku hanya diam menunggu pertanyaan yang kuharap terakhir agar percakapan  kami segera putus dan aku akan tenang .
“ Bintang sangat sesak malam ini kan ? ” ia berkata . berusaha agar aku bisa luluh dengan perkataan manis nya
“ Dan .. apa kamu mau jika kita . . . ” Olland terus berbicara . kurasa Olland akan mengungkapkan perasaaan yang lama itu seperti yang dikatan Emma . aku bisa menebak mungkin sambungan perkataannya adalah “ Bersama” . aku masih mendengar Olland berbicara samar disana . aku memutuskan panggilan itu dan melempar ponselku di atas tempat tidur  .
“ bukankah seharusnya aku malu berbicara dengan Olland ? ” itu gumamku . aku seperti siuman dari hipnotisnya . pembicaraanku dengan Olland terputus begitu saja hanya karena itu . aku tak tahu apa yang terjadi setelah Olland mengetahui bahwa aku belum menyempurnakan kalimat yang berat menurutku . aku merasa bersalah . aku berharap Olland masih menghubungiku asalkan bukan menelponku .

4 tahun kemudian . . .

                Aku kembali membahas Cinta dan segalanya yang pernah menghantui ku 4 tahun yang lalu yang ku anggap usiaku terlalu muda meskipun teman lain ku lebih awal dewasa dari ku . sekarang aku belum memiliki pasangan hidup . aku bahkan belum memiliki First Love . aku sering menjadi bahan tertawaan teman lainnya seperti Carloy waktu itu bahwa aku bukanlah wanita beruntung . sebelumnya  ada banyak pria dibelakangku tapi aku menolak . aku menolak bukan untuk hal cinta yang belum aku rasakan tetapi karena hati ku belum tepat menemuinya saja .
             
                 Aku pulang lebih awal di hari senin . itu karena warga “ Vircash Elementary School ” sedang merencanakan proyek tahun ajaran baru kedepannya . aku sendiri melewati dan berjumpa dengan orang – orang yang tak kukenali namun aku berusaha menyungginggkan senyuman selama bertemu dengan mereka . aku pelajari itu dari Emma . katanya , itu adalah agar kau bisa mendapat simpati dari orang lain bahkan Pria yang akan menjadi pasanganku . aku melintasi garis – garis putih ditanah . jika aku melihat garis itu akan mengingatkan ku pada seekor hewan Zebra . aku tak tahu mengapa orang – orang menamai nya Zebra Cross hanya karena dari bentuk dan warna kulitnya saja tetapi tidak dengan menginjakkan kakiku di tubuh Zebra seperti yang kulakukan di sekita jalan raya . aku mengikuti orang yang ada disebelahku karena aku takut dan tidak terlalu mahir untuk melintasi jalan yang terlihat lebar di kawasan Kingdom Fross Street .  tepat disamping Patung Tangan Raksasa aku berdiri sejenak sambil ku menikmati sisa permen Alcooclate yang ku beli di kantin sekolah dan setelah itu aku melanjutkan perjalanku ke Kota Sugrex . aku menyempatkan menikmati pemandangan Gabin kapal yang meraih pinggiran danau itu . jika aku meneruskan perjalananku lebih jauh diatas sana akan mengingatkan ku pada Apartemen lama bersama Emma . sudah 2 tahun yang lalu aku menikmati Apartemen Xorail yang ada di kota Yorkdov karena sekolah yang kutempuh sekarang agak lebih jauh dari Apartemen Scorl Lawry. aku pe rnah menanyakan keberadaan Emma  seminggu yang lalu tetapi petugas Apartemen bilang sudah 1 tahun Emma melanjutkan pendidikan nya di New York . aku bahkan tidak mengenal Emma lagi dengan cara apapun . aku tak yakin bahwa Emma tidak pamit padaku atau menemuiku lebih dulu . sejak itu aku masih merasakan nasihat Emma yang pernah ku abaikan .

                Aku hampir lupa bahwa aku sedang melewati ‘ Mirca Laura High School ’ . aku langsung menghentikan langkah ku . aku merasakan suara pukulan sepatu mengiang di telingaku . kurasa disini aku pernah bertemu dengan Olland saat dia menyapaku dengan singkat dan berakhir  dengan tanda tanya . seingatku ,  setelah ia menghubungiku waktu malam itu dia sudah tidak menampakkan pesannya padaku . kurasa Olland marah padaku dan aku tidak pernah mencarinya . malam itu aku memikirkan Olland , masa lalu yang sulit aku hadapi dengan Cinta dan sekarang aku sudah beranjak dewasa . tentu aku tahu besar Cinta Olland waktu itu . pencarianku malam ini ada dibenakku . Olland , aku merindukannya .


☂ ☂ ☂
                Aku ingin menjawab pertanyaan yang ku anggap mendunia menurutku . apakah itu Cinta ? dan bagaimanakah kau melewatinya ? aku bisa merasakannya . tiba – tiba hanya untuk Olland . kau akan kaget mendengarnya jika sekarang aku harus merindukannya . hari – hari ku terasa berat kehilangannya . penyesalan menimpaku hari ini juga . aku juga belum melihat wujud Emma dan Olland . aku butuh Emma untuk berbicara . selamanya aku hanya memandang sebelah dukungan Emma padaku . aku tau Emma sangat ingin aku bisa bersama Olland . itu adalah harapannya yang sirna .
“ apa kau tahu mengapa aku tiba – tiba teringat seseorang yang dulu pernah menyukaiku ? ” tanyaku pada Grace teman sekelas ku . aku menganggu pekerjaannya .
“ sudah berapa lama kau menyukainya? ” tanya Grace . aku senang ia mau menemani ku berbicara tentang Cinta yang dulu tak pernah keluar dari bibirku karena aku sedang mengalaminya sekarang .
“ bukan aku yang mau , dia yang menyukaiku sejak 4 tahun yang lalu ” kataku . aku menyimak hati – hati respon selanjutnya yang akan keluar dari bibir Grace . kulihat Bolpoint yang digerakkannya berhenti . tulisannya belum lengkap . Grace fokus padaku , bukan pada lembaran tugasnya .
“ mengapa kau tak membalasnya sejak itu ? ” raut wajah Grace sama persis waktu Emma sungguh – sungguh menanyakan sikap ku pada Olland .
aku tahu itu , tapi aku belum mengerti Cinta waktu itu ” kataku . aku masih menyimak wajah dan bibir Grace .
“ apa kau sungguh – sungguh memikirkannya sekarang? ”aku baru mendapat pertanyaan seperti ini  . Emma belum pernah menanyakan hal penting ini padaku .
“ aku jujur didepan mu , tiba – tiba aku merindukannya Grace , kau tahu apa penyebabnya? ” tambahku . aku masih membutuhkan jawaban Grace .
mungkin kau terlalu egois , kurasa kau mendapat balasannya ” Grace meraih tanganku . ia membiarkan Bolpoint nya tergeletak di atas kertas .
“ apa itu ? ” kataku penasaran . mataku berkaca – kaca . aku berusaha menutup sumur air mataku agar tidak merembes deras didepan Grace dan lainnya . aku takut dengan jawaban selanjutnya tapi aku tetap menyimak wajah serius Grace .
“ karma , kurasa karma adalah balasan untukmu agar kau tahu seberapa besar rasanya padamu waktu itu ” jawaban Grace membuat sumur air mataku bocor . seperti banjir bandang membasahi seluruh pipiku dengan cepat . hatiku sesak .
“ ya tepat sekali , aku harus menerimanya , itu resiko ku  ” kubersihkan pipiku yang basah dengan punggung tangan ku . berusaha menghadirkan senyum kecil .
“ apa sebenarnya yang terjadi padamu ? ” Grace menyapu hangat punggungku .
“ kau tahu , aku belum pernah menemui hati yang baik untukku dan aku rasa bukanlah wanita normal , sudah kubilang aku harus terima itu ” suaraku lirih . aku tertunduk menangis di hadapan rok tebal ku dan menguceknya berkali – kali .
“ sst . . sudahlah aku mengerti perasaanmu ”
“ Cinta begitu misterius , aku tidak terlalu berharap akan seperti ini dan mengapa harus Olland ang menjadi musuh ku sekarang ”
“ itu takdir Dan , aku akan membantu mu menemuinya jika kau mau ” tangan Grace mendesis cepat di atas punggungku . dia mendengar suaraku lebih memuncak .
 “ aku tak tahu keberadaannya sekarang , aku sungguh membutuhkannya , biarlah aku tak peduli apapun itu . .” kepalaku terasa sakit . kurasa darah dan air mata bercampur aduk dan berkumpul dikepalaku karena aku menunduk terlalu lama . mungkin Olland teralu berat pula untuk dimasukkan dalam benakku setiap harinya sehingga kepalaku terasa pening . kurasa jawaban Grace padaku sudah cukup penting , penting menyadarkan ku . aku tak memilih untuk mengumpulkan jawaban yang berbeda . aku takut air mata akan menemaniku setiap harinya . Olland memang misteri bagi ku sekarang dan ungkapan rasa nya yang membawaku ke dalam jurang penyesalan sekarang . belum pernah aku menulis kata – kata cinta ke dalam catatanku . dalam perjalananku selama 4 tahun belum pernah aku menyalin seribu puisi cinta dan mencari makna nya sampai aku mengerti dan tenggelam . pikiran ku terisi penuh dengan sosok Olland . aku mau Olland tahu . sama seperti waktu dulu aku tahu bahwa Olland menyukaiku . tapi kurasa aku terlambat . waktu aku mengingat Olland bernyanyi untukku aku baru merasakan jarum itu menusukku sekarang . aku rasa kini aku tahu kesepian yang ku alami pernah dirasakan Olland . sayangnya , padaku juga kurasakan sekarang . mungkin ia sudah melupakan ku . aku takut itu .


☂ ☂ ☂
                Aku harus ke ‘Mirca Laura High School’ sekarang . bekas sekolah ku  yang masih bodoh dengan pernyataan Cinta . yang aku tahu hanya sahabat saja ,  tidak lebih . aku menunggu hingga 3 mata yang berbeda itu menunjukkan sinyal hijau di persimpangan Gedung Douglas . aku melintasi jalan lagi dengan hati – hati tetapi aku masih membutuhkan seseorang menemani ku melintasi nya . Olland masih mengikuti pikiranku . Olland hadir sebagai bayangan saja didepanku . meskipun aku geli karena tak terbiasa mengingat sosok Pria di benakku . aku merasakan hal seperti ini diguncang kesedihan Cinta yang tak terbalas oleh ku dan itu berbalik padaku . aku mengalaminya yang ke tiga kali . yang berlalu aku sudah mampu melupakannya . sekarang aku merasa berbeda . kurasa Olland adalah Cinta sejati ku .  aku sudah tak tahan ingin mengatakan lagi semua isi hatiku padanya sekarang .

                Aku hampir mencapai Rumah besar dengan atap segitiga yang berbeda . aku ingat sekali jika melihat atap itu dan jika  kau memalingkan badanmu 80 ke arah barat , kau bisa melihat jam dinding raksasa sekolah kami . aku tak begitu percaya saat tiba disana . aku melihat Olland mengenakan mantel bulu coklat sambil berjalan . ia sempat memandangku dari arah belakang tapi itu tidak berlangsung lama . mungkin ia mendengar suara desisan sepatuku di tanah . Olland memalingkan wajahnya dengan lekas . raut wajah nya yang datar dan tanpa senyuman membuatku ingat kesalahanku  . mungkin yang ada dibenaknya sekarang adalah tentang masa lalu nya dan sebuah panggilan yang kuputuskan dengan paksa . aku menghentikan langkahku dan mengamatinya dari jauh . aku masih takut dan malu menyapanya . ia pergi begitu saja. Meninggalkan luka kecil untukku . Aku bersalah lagi . aku tahu itulah resikoku .


☂ ☂ ☂
                Berhari – hari aku melaluinya dan bermain dengan bayangan Olland yang ku tahu itu tak akan pernah terjadi . aku memang bukanlah wanita normal . aku menginginkannya tetapi aku masih malu padanya . aku merasa kurang sempurna jika dia bersamaku . setiap kali aku membandingkan diriku yang malang dengan pernyataan Cinta dan Gadis lainnya yang kurasa lebih baik dariku . mungkin Olland sudah memiliki Gadis lain entah ia hanya mempermainkannya atau tidak aku tak tahu . aku melihat gerak – geriknya pelan – pelan . sama seperti waktu Emma mengatakannya padaku bahwa Olland juga dulu seperti itu . aku menambahkan catatan baru tentang bagaimana aku merasakan hal baru tentang Cinta yang pernah dilewati Olland untukku . aku sudah tahu keberadaannya dan sekarang aku hanya membutuhkan suaraku untuk berbicara . suara hatiku tapi aku masih takut . rasa sayangku semakin besar setiap harinya . semakin besar sama seperti semakin jauh Olland hilang dari pandanganku .
“ apa kau sudah bertemu dengannya Dania? ” tanya Grace .
“ sudah , tapi aku diam mematung ,  kaki dan bibirku tak bisa ku ajak bergerak ” kataku . Grace mendekat padaku . ia mau serius mendengar kisah ku selanjutnya .
“ mengapa ? kau hanya perlu katakan padanya setelah itu kau bisa lari kapan saja atau kau bisa langsung memeluknya ” saran Grace membuat hatiku lebih terharu .
“ aku tahu Grace , aku sudah tak tahan . . ” sumur air mataku masih kosong . sudah ku tangisi semuanya dengan penyesalan ku .
“ aku saja yang menegurnya untukmu Dan ”
“ jangan Grace , ini memang salahku , kau diam saja , aku mau aku berusaha ” desakku . aku memang keras kepala , mungkin Emma dan Grace tahu itu karena aku tak mau merepotkan mereka .
“aku berdoa untukmu , tapi jika kau terluka aku tak bisa berhenti diam ” tukas Grace . ia meyakinkanku dengan tatapannya yang tajam . aku mengangguk .


☂ ☂ ☂
                Hari ini aku berusaha . setelah aku berdoa dan semua doa yang mungkin Grace kirim untukku itu sudah ku panjatkan lagi . semua baik – baik saja meski aku sungguh – sungguh . benar , aku sangat sayang padanya . kau tahu karma memang datang pada akhirnya tanpa kau sadari . hanya merasakan Cinta yang kecil saja bagiku namun itu besar bagi Olland dulu . sulit untuk melepaskan semua perasaanku sekarang . aku tahu betapa siksanya Olland dulu karena kehadiran ku di dunia . aku bahkan tidak begitu percaya diri dan bagaimana hingga Pria lain menaruh hatinya padaku hanya dengan melirikku diam – diam tanpa hadir didepan mataku . sekujur tubuhku terasa dingin sore itu . walaupun mantel dan coklat Alcooclate menemani kesepianku di gerbang sekolah ‘Mirca Laura High School’  di hari minggu tidak kuat menghibur usaha keras ku . aku tak peduli wajah – wajah menyeramkan hadir dan mengacaukan harapanku di Gerbang sekolah yang menjadi moment singkat yang akhirnya kurasakan pahitnya sekarang . aku ingin Dunia bisa berbalik lagi ke 4 tahun yang lalu asalkan diriku tetap dalam kondisi sekarang karena aku tak mau hilang dan lari begitu saja dari penyesalanku . kubiarkan kedua mataku bersiaga hingga tubuh Olland Nampak tapi itu tak terjadi . aku menangis keras dalam hati . aku tak mau membanjiri pipiku dengan air mata .
 “ dimanakah Olland ? ” satu kata yang bergumam seribu kali . aku tak peduli jika salju di musim dingin pertama itu menguburku sekarang . aku masih berdiri di bawah langit gelap . malam tetap datang meski mereka tahu bahwa aku hampir seharian di depan Gerbang . ku tiru cara Olland menendang mulut sepatunya ke tanah dan membalas lambaian tangannya yang tertunda waktu itu . aku gagal . aku sangat menyesal .

Baiklah Olland , aku datang menunggumu disini . aku hanya ingin menjawab dan membalas pertanyaan mu yang terputus waktu itu tapi sudah terlambat . langsung pada pokoknya saja . aku hanya ingin mengatakan bahwa aku mengerti Cinta sekarang . Cinta itu begitu sulit bahkan aku tidak bisa menggambarkannya tetapi merasakannya . aku ingin kau ada didepan ku dan aku akan berkata “ aku membutuhkan dan menyayangi mu ” aku seperti bukan diriku tapi aku tahu setelah sepatu yang kau pukul ke tanah itu memukulku dari belakang dan menyadarkan ku , hanya itu saja . setelah itu aku akan berusaha menjalani perasaan diriku tanpa dirimu . kurelakan jika kau bersama Gadis lain sekarang atau kau sudah membenciku , aku tahu karena itu adalah takdirku  karena aku bukanlah wanita normal pujaan mu . jika kau mengizinkan ku aku memelukmu sekali dan membasahi bajumu dengan air mataku .

Salju melumuri setiap pohon yang berbaris horizontal didepan gerbang . dan begitu pula diriku aku membiarkannya asalkan salju tidak melenyapkan kehangatan Cinta ku pada Olland . aku menunggu dalam keheningan dan kesepian . aku menggenggam tanganku dan menunggumu datang . ku harap salju , air atau bisikan angin memberitahu mu .











0 comments